Bahaya Rokok
Setiap kali Anda menghirup asap
rokok, entah sengaja atau tidak, Anda juga mengisap lebih dari 4.000 macam
racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam
rongga mulut dan tentunya paru-paru. Apa akibatnya?
Rokok merupakan benda yang sudah tak
asing lagi bagi kita. Merokok sendiri sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum
dan meluas di masyarakat. Menurut survei badan kesehatan dunia WHO, tiga dari
empat atau sekitar 75 persen pria dan 5 persen perempuan di Indonesia merupakan
perokok. Di Amerika Serikat, pada tahun 1991, sekitar 26 persen penduduk dewasa
mempunyai kebiasaan merokok. Sedangkan di negara lain, presentase perokok lebih
tinggi lagi.
Akhir-akhir ini, di negara maju
telah terjadi penurunan konsumsi rokok. Misalnya, di Inggris berkurang 25
persen, di AS dan Kanada 9 persen, dan Australia 6 persen. Namun anehnya,
justru di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, terjadi peningkatan.
Misalnya, di Afrika bertambah 42 persen, Amerika Latin 24 persen, dan Asia 22
persen.
Bahaya merokok terhadap kesehatan
tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan
akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan
bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit.
Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker
rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi,
impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Pasien-pasien perokok juga berisiko
tinggi mengalami komplikasi atau sukarnya penyembuhan luka setelah pembedahan,
termasuk bedah plastik dan rekonstruksi, operasi plastik pembentukan payudara,
dan operasi yang menyangkut anggota tubuh bagian bawah.
Sayang, pada kenyataannya, kebiasaan
merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan
buruk. Apalagi, orang yang merokok untuk mengalihkan diri dari stres dan
tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari kebiasaan ini, dibandingkan
perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi.
Penelitian terbaru juga menunjukkan
adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh
orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut
juga dengan perokok pasif. Di Amerika Serikat, pada tahun 1991 dilaporkan 53
ribu perokok pasif meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh terisapnya
asap rokok.
EMPAT RIBU ZAT KIMIA
Rokok tentu tidak dapat dipisahkan
dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah
cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek,
tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok
pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).
Sebetulnya, apa saja yang terkandung
dalam asap sebatang rokok yang dihisap? Tidak kurang dari 4.000 zat kimia
beracun! Bisa dibayangkan, bila seseorang merokok, maka rongga mulutnya bak
wadah limbah kimia saja. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen
gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida,
hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen,
methanol, kumarin, 4-etilkatekol, ortokresol, dan perylene adalah sebagian dari
beribu-ribu zat kimia di dalam rokok.
Komponen gas asap rokok adalah
karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid.
Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini
beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).
Sebetulnya, apa, sih, zat-zat
tersebut, dan bagaimana mereka membahayakan tubuh? Inilah gambaran dari zat-zat
racun yang paling dominan dari asap rokok.
Nikotin. Zat yang paling sering
dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan
darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan
dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang
dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat,
rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang,
sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
Timah hitam (Pb) yang dihasilkan
oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis
diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya
timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan,
bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa
banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!
Gas karbonmonoksida (CO) memiliki
kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah
merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting
untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen,
maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin
bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari
1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat!
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu
bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat
rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin,
akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi,
saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg
per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar